Selasa, 12 Januari 2016

pantai

Pantai Legian dan Seminyak BaliKilauan Cahaya Biru

Karya: Rayhandi


Biru kulihat sejauh mata merangkak
Angin dan dinginnya membelai kulitku
Terasa dingin dan tenang hati ini
Ingin rasanya ku tinggal di pantai
Laut kita kaya
Biru bercahaya
Kadang tak bersahaja
Namun pasti tak sengaja
Aku ingin terbang 
Melayang bersama burung mengitari laut biru
Ingin rasanya
Ingin angin laut menerbangkan susahku
Laut tampak begitu indah di sini
Di bawah pantai yang teduh
Di sini ku duduk
Tak hanya aku namun juga banyak
Semuanya untuk menikmati karya tuhan semesta
Ku pandang langit
Atap di mana laut berteduh dan bergaduh
Semua yang kulihat hanya safir
Membawaku berteduh ke tempat rindang
Melanjutkan menikmati indah laut.

oh ya gays inin aku juga punya koleksi foto-foto pantai yang menakjubkan silahkan klo ada yang mau kopas aja ya,,,,,,, Pantai Parai Tenggiri, Bangka BelitungPantai Baron JogjaPantai Bale Kambang, MalangPantai Natsepa, AmbonPantai Palabuhan Ratu, Jawa BaratPantai PlengkungPantai Ujung GentengGambar Pantai Indah Indonesia di Sanur Bali

HUTAN

Puisi Tentang Hutan KitaHutan yang Hilang

Hijau terhampar

Hasilkan udara segar

Tanah gembur penghasil kehidupan

Satwa liar bebas berkeliaran

Tersaji dalam satu kawasan

Terdapat dalam rimba raya penuh petualangan

Kita semua kagum melihatnya

Kita semua ingin memilikinya

Bahkan kita ingin jadi kaya karenanya

Dan alat-alat berat dikerahkan

Dan senjata-senjata tajam digunakan

Dan para tenaga kerja dikerahkan

Deru gergaji meraung dengan ganas

Diiringi kematian sang penunjang kehidupan

Tidak lagi hijau

Tidak lagi subur

Yang ada hanya gersang

Tak ada lagi tempat bernaung

Tak ada lagi udara segar

Tak ada lagi penahan banjir

Semua habis

Semua hilang

ALAM,,,

NAMAKU ALAM

Perkenalkan, namaku adalah alam
Aku adalah tempat tinggal bagi flora dan fauna

Dimana bagi hewan-hewan aku adalah rumah mereka
Tempat mereka bertumbuh 
Berkembang biak, dan mencari makan 
Melakukan semua aktivitas kehidupan alam 

Bukan hanya hewan 
Tumbuhan pun merasakan hal yang sama 
Bagiku, tumbuhan adalah perhiasanku
Dan hewan, adalah peliharaanku 

Aku juga slalu memberi kesejukan bagi penduduk bumi 
Aku memberikan oksigen bagi manusia 
Aku juga memberikan sumber daya bagi mereka 
Memberikan mereka energi, kekuatan, perhiasan 
Dan segalanya yang mereka butuhkan 

Semua itu adalah pada saat bumi masih dalam keadaan stabil
Ketika bumi tidak dipenuhi orang orang serakah 
Menggunakan sumber dayaku sesuai kebuhannya saja

Tapi kini..... 
Manusia hanya memikirkan kepentingannya sendiri 
Mereka tak pernah memikirkan aku 
Mereka slalu ingin lebih atas apa yg telah diberi oleh – Nya 

Ketamakan, kerakusan, pemborosan 
Telah membawaku kepada kerusakan 

Lihat apa yang telah mereka perbuat padaku 
Setelah apa yang aku berikan pada mereka 
Mereka membalasnya dengan merusakku 
Menebang pohon pohonku 
Memberikan polusi padaku 
Memburu hewan hewanku 
Dan merusak ozonku 
Dengan zat zat yang dulu tak pernah ada di bumi ini 


Sungguh perih hati ini rasanya
Apakah tak ada kesadaran sedikit pun dihati mereka? 
Apakah tak ada rasa iba mereka atas rusaknya diriku? 
Sungguh, sungguh, dan sungguh sangat miris hati ini 

keindahan alam



INDAHNYA ALAM NEGERI INI

Kicauan burung terdengar merdu
Menandakan adanya hari baru
Indahnya alam ini membuatku terpaku
Seperti dunia hanya untuk diriku

Kupejamkan mataku sejenak 
Kurentangkan tanganku sejenak 
Sejuk, tenang, senang kurasakan
Membuatku seperti melayang kegirangan 

Wahai pencipta alam 
 kekagumanku sulit untuk kupendam
Dari siang hingga malam 
Pesonanya tak pernah padam 

Desiran angin yang berirama di pegunungan 
Tumbuhan yang menari-nari di pegunungan 
Begitu indah rasanya 
Bak indahnya taman di surga

Keindahan alam terasa sempurna 
Membuat semua orang terpana 
Membuat semua orang terkesima 
Tetapi, kita harus menjaganya 

Agar keindahannya takkan pernah sirna

Senin, 11 Januari 2016

Imanku

IMAN

puisi islami tentang imanMaka.. Iman pun seperti hakikatnya cinta suci
Yang menghujam dalam
Ketakwaan tersemai indah
Karena hati nan pasrah kepada-Nya
Para sufi beribadah semata mencintai Allah
Maka dari mereka, mendamba ridha dan kasih
Sudah lebih dari cukup

Shalat itu percintaan penuh kebahagiaan
Antara hamba dengan sang penciptanya
Betapa syahdu dan indah
Maka hati kian jernih selalu
Jangan sampai ada titik noda dalam diri

Hati ini adalah kaca..
Yang kebeningannya dan keburamannya tergantung kita
Maka debu-debu tepiskan
Gosoklah selalu dengan hatimu
Dengan doa dan dzikir kalimat suci mulia
Dengan kelembutan hati dan kesadaran cahaya-cahaya

Karena iman, insan pun kembali dari petualangannya
Bertaubat dari segala dosa
Meniti jalan lurus penuh keinsyafan
Maka..
Ditinggalkannya jalan zig-zag yang berbelok belok
Ke dalam lorong-lorong gelap

Karena hakikat iman adalah cahaya-cahaya
Yang terus menerangi hati dan jiwa
Hingga hati ini terang benderang
Seperti bintang yang berkilauan
Menjadi pandu menuju hidup hakiki

Bulan Puasa

Puisi Islami Tentang Ramadhan Untuk Menyambut Bulan Suci Ramadhan

Ramadhan Ku

Teringat saat masih kecil,
Ayah dan Ibu mengajarkan ku tuk bangun tengah malam,
Dengan malas dan rasa kantuk yang menggelayutiku
Ayah menuntunku untuk bersantap sahur bersama keluarga.

Sementara itu,
Ibu menyajikan hidangan hallalan toyyiban
Diatas piring-piring suci penuh harapan
Harapan akan ibadah puasa yang diterima oleh-Nya.

Selang beberapa menit sesudahnya,
Ayah memimpin kita untuk berdo’a bersama,
Dengan penuh rasa syukur kami memohon
Atas segala nikmat dan ridho-Nya.

Ramadhan ku..
Kini aku telah dewasa,
Sungguh waktu bejalan begitu cepatnya,
Potongan-potongan kisah akan perjalanan mu
Tak pernah aku lupakan sampai saat ini.

Ramadhan ku..
Aku menyambutmu seperti aku menyambut pintu surga-Nya
Perkenankanlah aku tuk merangkulmu disetiap hembus nafasku,
Untuk senantiasa menjadi hamba yang tak pernah lupa akan kewajiban-Nya,
Untuk menjadi manusia yang pantas menempati surga-Nya.

MENGINGATMU

puisi islami tentang istighfar

ISTIGHFAR


Istighfarku mengetuk pintu kasih-Mu
Istighfarku bersujud kehadapan-Mu
Karena aku yakin..
Engkau maha pengampun


Tetapi semudah itukah turun ampunan-Mu?
Kalau semudah itu pula
Kami masuki lembah dosa


Nikmat dunia telah menyilaukan mata kami
Ranjau-ranjau nafsu telah melumpuhkan saraf kami
Istighfar kami istighfar kami
Telah menjadi kerutinan
Yang miskin akan makna


Mendengar Engkau Maha Mendengar
Tapi betapa istighfar kami terasa pudar
Karena radar pendengaran-Mu yang Mahapeka
Sempat pula menangkap
Setiap getaran jiwa dan laku kami
Yang semakin menjauhi-Mu


Ya Rabbi, betapa aku ingin selalu beristighfar
Mengaku dosa setulus-tulusnya
Tanpa menyentuh dosa itu sekalipun kembali


Istighfarku hendaknya mampu
Mendekatkan hatiku pada-Mu
Istighfarku hendaknya makin menyadarkanku
Tentang makna kesucian hidup
Yang Kau ridhoi


Semoga istighfarku mampu
Melindungiku dari segala keluputan
Dan kesalahan yang sering kali aku lalai
Hanya dengan ampunanmu Ya Rabbi..

KEMATIAN

JALAN PULANG MENEMUI-NYA

puisi islami tentang kematian

Betapa indahnya jika hidup
Selalu dalam kelurusan jalan-Nya
Hati tak kenal kata khianat
Hati begitu sering memegang amanat
Selalu lurus dalam setiap langkah
Meniti lintasan cahaya-Nya
Yang selalu memberkati kita

Untuk semata memenuhi panggilan-Nya
Langkah-langkah ini mulai diayunkan
Tak ada jalan pulang kecuali menemui-Nya
Mempersembahkan hidup dan mati
Dengan segenap peribadahan
Sebagai pernyataan cinta suci yang murni



Karena..
Di sana lah tertera segala makna tentang hidup
Lalu apakah keberadaan hidup kita di muka bumi?
Jadi lurus lah dalam jalan-Nya
Dengan ibadah yang tak pernah lalai

Hingga nanti..
Mengalirlah untaian-untaian amal shaleh
Merias memberikan rona surgawi
Maka kehidupan ini pun takan sia-sia
Meski kematian menjemput kita

Jadi..
Bukankah makna hidup adalah beribadah
Kesetiaan memegang amanah
Kekhusyukan hati memenuhi panggilan-Nya

ANAKKU..


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0COnKwxtU-JXb-21-VNXMrNzKftuoZ0kpDlXtVQdviwXsIfNXki7XQnsRBEV7mvf9PvjMfG4rOiv4Iq6ZnIc9NhtB-Bw7XdMqKG1rYrFBk_SzXRYapk0Gld8QdMrZtE9FV_gYGNIhTiaH/s1600/puisi+islami+untuk+anak.pngTANGGA MENUJU SURGA...


Nak..
Kita harus butuhkan tangga menuju surga
Ialah iman dan taqwa
Nak..
Kita harus butuhkan cahaya dari kerajaan langit
Ialah iman dan taqwa

Iman dan taqwa
Pusaka mulia para Nabi-nabi
Sepasang burung jiwa yang arahnya menuju surga

Wahai anak ku,
Dengan apakah kita sampai pada surga-Nya
Kalau tidak dengan iman dan taqwa
Tanpa iman, taqwa adalah ketidak pastian
Tanpa taqwa pula, bagaimana iman akan kita terjemahkan

 
Nak..
Iman lah yang mengajari kita kemantapan langkah
Taqwa lah yang mengajari kita ketulusikhlasan
Tanpa iman dan taqwa
Buat apa kita hidup di dunia
Karena di dunia kebahagiaan hanyalah semu

Nak..
Tanpa iman dan taqwa
Jiwa akan tercampak sia-sia
Dunia akan merantai dan memperbudak kita

Karena hanya iman dan taqwa
Dengan sepenuh hati menghijrahkan kita
Dari segala kesia-siaan dan dosa
Menuju hidup utama nan mulia

Anak ku..
Kita senantiasa membutuhkan tangga menuju surga
Kita senantiasa membutuhkan cahaya dari kerajaan langit
Agar kita kan sampai pada surga-Nya

Dalam naungan ridha-Nya.

Cinta yang romantis

puisi cinta romantisTirai Kerinduan

Bulan dan bintang enggan bersinar dimalam hari,
mentari pagi tak semerbak bunga mewangi
siang hari haus akan pancaran sinar matahari
senja sorepun malu menyinari bumi
kala kerinduan menghampiri
tak ada satupun burung bernyanyi
semerdu alunan simponi
Lelah langkah kaki
mengikuti alunan syair harmoni
terbayang jiwa yang teriris sepi
menyambut raga yang tersipu mati
ketika paras mu hadir dalam mimpi
merasuk kedalam halusinasi
merusak dinding-dinding emosi
Hanya perasaan yang mampu mengerti
berharap kehadiranmu disisi
memeluk erat kesedihan dihati
hancurkan rindu diufuk tepi
bersama menanti indah mentari
melaju ikuti irama melodi
hingga tercapai mimpi abadi
sampai maut yang kan mengakhiri

Pahlawan Bangsa

puisi perjuangan pahlawanUntukmu Pahlawan Indonesiaku

Demi negri…
Engkau korbankan waktumu
Demi bangsa…
Rela kau taruhkan nyawamu
Maut menghadang di depan
Kau bilang itu hiburan

Tampak raut wajahmu
Tak segelintir rasa takut
Semangat membara di jiwamu
Taklukkan mereka penghalang negri

Hari-hari mu di warnai
Pembunuhan dan pembantaian
Dan dihiasi Bunga-bunga api
Mengalir sungai darah di sekitarmu

Bahkan tak jarang mata air darah itu
Yang muncul dari tubuhmu
Namun tak dapat…

Runtuhkan tebing semangat juangmu

Bambu runcing yang setia menemanimu
Kaki telanjang yang tak beralas
Pakaian dengan seribu wangian
Basah di badan keringpun di badan
Yang kini menghantarkan indonesia
Kedalam istana kemerdekaan

Minggu, 10 Januari 2016

ARTIKEL KU

Asalamualaikum,,,,

perkenalkan saya fikri akbar saya lahir pada tanggal 10 oktober 2000 saya lahir di desa kubangkarang kecamatan karang sembung kabupaten cirebon,tapi saya tinggal saat ini di desa karang asem kecamatan karang wareng kabupaten cirebon saya senang sekali bisa ada di dunia ini,saya ingin sekali bisa menjelajahi dunia ini karena hoby saya traveling saya senang bisa mempunyai hoby itu karena hoby itu saya bisa belajar bahwa hidup ini perlu perjuangan seperti dunia ini yang sering memperjuangkan semua untuk kita tapi kenapa kita sering lalay dengan kewajiban kita sendiri untuk menjaga dan melestarikan alam ini agar membuat alam ini bangga dengan kita.saya mempunyai kedua orang tua yang sangat baik dan selalu sayang pada aku dan kakak ku saya di besarkan dengan kasih sayang nya dan cinta dari kedua orang tua kami,oh ya gays saya lupa belum memperkenalkan nama kakak saya,kakak saya bernama anin nipastiany kakak ku lahir pada tanggal 17 november 1997 kakakku sekarang sudah menjelang kuliah dia kuliah di universitas jendral soedirman di purwokerto jawa tengah dan sya sendiri baru kelas 9 madrasah.tepatnya di madrasah tsanawiyah negri(MTsN) karang sembung,saya suka pelajaran matematika saat ini karena pelajaran ini membuat ku lebih giat untuk berfikir positif agar saya bisa sukses di dunia ini dan juga saya tidak lupa untuk meminta restu kepada kedua orang tua kami agar kami bisa mencapai cita cita kami,oh ya cita cita saya ingin membahagiakan kedua orang tua ku dengan cara menjadi seorang dokter yang bisa membuat semua orang suka dengan pelayanan ku.pada bulan terakhir tahun kemarin saya merayakan tahun baru di kota kuningan tepat nya di rumah saudraku,disana saya senang sekali bisa melihat pemandangan yang di berikan oleh alam ini yaiti sebuah air terjun yanga sangat bagus menurut ku ,tempat itu sangat cocok sekali untuk kita yang mempunyai hoby seperti ku ini karena di sana kita bisa di manjakan dengan pesona pegunungan yang sangat sejuk untuk diri ini.oh ya gays selain hoby ku yang tadi aku sebutin diatas aku juga ada hoby yang lain yaitu membuat dan membaca puisi karena puisi ini lah saya bisa menjadi juara pertama di sekolah saya saya bangga dengan hoby ini karena hoby in saya bisa belajar agar kita lebih giat lagi untuk berkreativitas yang tinggi karena kreativitas lah yang bisa membuat kita lebih konsentrasi dalam belajar.tapi ingat gays kita ini jangan lupa agar keimanan kita di tingkat kan lagi jangan sampai keimanan kita luntur karena kebahagiaan sementara di dunia ini maka daripada itu tingkatkan lagi ibadah kita kepada yang maha kuasa ........

                                   sekian gays dari perjalanan hidupku ini baru sedikit nanti lagi gays janagn lupa ikuti perjalanan hidupku ini karena masih banyak cerita yang belum aku ceritakan ini baca terus ya gays karya karya ku yang lain.......

                                                                                              wasalamualaikum wr wb

Sabtu, 09 Januari 2016

unsur-unsur yang ada dalam sebuah puisi

Puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Untuk menentukan unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi, kita harus membaca secara detail dan penuh penghayatan puisi tersebut. Nah, saya akan menjelaskan apa sajakah unsur-unsur intrinsik puisi dan unsur-unsur ekstrinsik puisi. Langsung saja kita simak selengkapnya…..


Unsur Intrinsik Puisi

Unsur intrinsik puisi adalah unsur-unsur yang berasal dari dalam naskah puisi tersebut. Adapun unsur-unsur intrinsik suatu puisi meliputi:

  1. Tema (sense) adalah gagasan utama dari puisi baik yang tersirat maupun tersurat.

  2. Tipografi disebut juga ukiran bentuk puisi. Tipografi adalah tatanan larik, bait, kalimat, frase, kata dan bunyi untuk menghasilkan suatu bentuk fisik yang mampu mendukung isi, rasa dan suasana.

  3. Amanat (intention) atau pesan adalah sesuatu yang ingin disampaikan penyair melalui karyanya.

  4. Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya, misalnya sikap rendah hati, menggurui, mendikte, persuasif, dan lain-lain.

  5. Rasa atau emosional adalah sentuhan perasaan penulisannya dalam bentuk kepuasan, keheranan, kesedihan, kemarahan atau yang lain.

  6. Perasaan (feeling) adalah sikap pengarang terhadap tema (subjek matter) dalam puisinya, misalnya simpatik, konsisten, senang, sedih, kecewa, dan lain-lain.

  7. Enjambemen adalah pemotongan kalimat atau frase diakhir larik, kemudian meletakkan potongan itu pada awal larik berikutnya. Tujuannya adalah untuk memberi tekanan pada bagian tertentu ataupun sebagai penghubung antara bagian yang mendahuluinya dengan bagian berikutnya.

  8. Kata konkret (imajinasi) adalah penggunaan kata-kata yang tepat (diksi yang baik) atau bermakna denotasi oleh penyair.

  9. Diksi adalah pilihan kata yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan dalam puisi.

  10. Akulirik adalah tokoh aku (penyair) di dalam puisi.

  11. Rima adalah pengindah puisi dalam bentuk pengulangan bunyi baik awal, tengah maupun akhir.

  12. Verifikasi adalah berupa rima (persamaan bunyi pada puisi, di awal, di tengah, dan di akhir); ritma (tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-lemahnya bunyi).

  13. Majas adalah cara penyair menjelaskan pikirannya melalui gaya bahasa yang indah dalam bentuk puisi.

  14. Citraan (pengimajian) adalah gambar-gambar dalam pikiran, atau gambaran angan si penyair. Setiap gambar pikiran disebut citra atau imaji (image). Gambaran pikiran ini adalah sebuah efek dalam pikiran yang sangat menyerupai gambaran yang dihasilkan oleh penangkapan kita terhadap sebuah objek yang dapat dilihat oleh mata (indra penglihatan).

Unsur Ekstrinsik Puisi

Unsur ekstrinsik puisi adalah unsur yang berada di luar naskah puisi. Bisa saja berasal dari dalam diri penulis puisi atau lingkungan tempai sang penulis puisi tersebut menulis puisinya. Berikut adalah macam-macam unsur ekstrinsik puisi:

  1. Unsur biografi adalah latar belakang atau riwayat hidup penulis.

  2. Unsur nilai dalam cerita, seperti ekonomi, politik, sosial, adat-istiadat, budaya, dan lain-lain.

  3. Unsur kemasyarakatan adalah situasi sosial ketika puisi itu dibuat.

Contoh Puisi Beserta Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik

Berikut adalah contoh puisi beserta unsur intrinsik dan ekstrinsiknya:


Hati Sahabat

berbuih kasih dlm panas mengadu.
bertebaran sayang layaknya teman.
Menguak rasa hati sedalam lautan.
lirikan mata yg tepadu.

Ohh. . . Tuhan . . .
Getaranku sudah beda.
tak layak seakan teman.
Dia tak mengerti yg ku rasa.

Menyambut bunga bagai indah jagat raya.
Terpukau tp terlarang.
Menyiksa krn tak kan teromong.
Menanam jua dewasa.

Bagai kucing takut lautan.
Pengecut dlm bimbang.
Terhalang . . .
Takut hilang persahabatan


Unsur intrinsik dari puisi di atas adalah:

  • Diksi (pemilihan kata)

  • Tema puisi (percintaan)

Unsur ekstrinsik dari puisi di atas adalah:

  • Penulis dipengaruhi oleh suasana jatuh cinta


penemu sekaligus penulis puisi pertama di indonesia


Biografi Chairil Anwar Penyair Indonesia

Chairil Anwar adalah seorang penyair yang berasal dari Indonesia. Chairil Anwar mulai terkenal dalam dunia sastra setelah pemuatan tulisannya di Majalah Nisan pada tahun 1942, saat itu ia baru berusia 20 tahun. Ia juga dikenal sebagai “Si Binatang Jalang” dalam karya-nya, yaitu "Aku".  Ia telah menulis sebanyak 94 karya, termasuk 70 puisi. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, ia dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai pelopor Angkatan '45 sekaligus puisi modern Indonesia.


Biografi Chairil Anwar Penyair Indonesia


Biodata Chairil Anwar

Nama Lengkap : Chairil Anwar

Tanggal Lahir : 26 Juli 1922

Tempat Lahir : Medan, Indonesia

Pekerjaan : Penyair

Kebangsaan : Indonesia

Orang tua : Toeloes (ayah) dan Saleha (ibu)


Biografi Chairil Anwar

Chairil Anwar dilahirkan di Medan, Sumatera Utara pada 26 Juli 1922. Ia merupakan anak tunggal dari pasangan Toeloes dan Saleha, ayahnya berasal dari Taeh Baruah. Ayahnya pernah menjabat sebagai Bupati Kabupaten Inderagiri, Riau. Sedangkan ibunya berasal dari Situjug, Limapuluh Kota Ia masih punya pertalian kerabat dengan Soetan Sjahrir, Perdana Menteri pertama Indonesia.


Sebagai anak tunggal yang biasanya selalu dimanjakan oleh orang tuanya, namun Chairil Anwar tidak mengalami hal tersebut. Bahkan ia dibesarkan dalam keluarga yang terbilang tidak baik. Kedua orang tuanya bercerai, dan ayahnya menikah lagi. Chairil lahir dan dibesarkan di Medan, sewaktu kecil Nenek dari Chairil Anwar merupakan teman akrab yang cukup mengesankan dalam hidupnya. Kepedihan mendalam yang ia alami pada saat neneknya meninggal dunia.


Chairil Anwar bersekolah di Hollandsch-Inlandsche School (HIS), sekolah dasar untuk orang-orang pribumi pada masa penjajahan Belanda. Dia kemudian meneruskan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), sekolah menengah pertama Hindia Belanda, tetapi dia keluar sebelum lulus. Dia mulai menulis puisi ketika remaja, tetapi tidak satupun puisi yang berhasil ia buat yang sesuai dengan keinginannya.


Meskipun ia tidak dapat menyelesaikan sekolahnya, tetapi ia tidak membuang waktunya sia-sia, ia mengisi waktunya dengan membaca karya-karya pengarang Internasional ternama, seperti : Rainer Maria Rike, W.H. Auden, Archibald Macleish, Hendrik Marsman, J. Slaurhoff, dan Edgar du Perron. Ia juga menguasai beberapa bahasa asing seperti Inggris, Belanda, dan Jerman.



Pada saat berusia 19 tahun, ia pindah ke Batavia (sekarang Jakarta) bersama dengan ibunya pada tahun 1940 dimana ia mulai kenal dan serius menggeluti dunia sastra. Puisi pertama yang telah ia publikasikan, yaitu pada tahun 1942. Chairil terus menulis berbagai puisi. Puisinya memiliki berbagai macam tema, mulai dari pemberontakan, kematian, individualisme, dan eksistensialisme.


Selain nenek, ibu adalah wanita yang paling Chairil cinta. Ia bahkan terbiasa menyebut nama ayahnya, Tulus, di depan sang Ibu, sebagai tanda menyebelahi nasib si ibu. Dan di depan ibunya, Chairil acapkali kehilangan sisinya yang liar. Beberapa puisi Chairil juga menunjukkan kecintaannya pada ibunya.


Dunia Sastra

Nama Chairil Anwar mulai terkenal dalam dunia sastra setelah pemuatan tulisannya di “Majalah Nisan” pada tahun 1942, pada saat itu dia berusia dua puluh tahun. Namun, saat pertama kali mengirimkan puisi-puisinya di "Majalah Pandji" untuk dimuat, banyak yang ditolak karena dianggap terlalu individualistis. Hampir semua puisi-puisi yang dia tulis merujuk pada kematian. Puisinya beredar di atas kertas murah selama masa pendudukan Jepang di Indonesia yang tidak diterbitkan hingga tahun 1945.


Biografi Chairil Anwar Penyair Indonesia


Salah satu puisinya yang paling terkenal dan sering dideklamasikan berjudul Aku ("Aku mau hidup Seribu Tahun lagi!"). Selain menulis puisi, ia juga menerjemahkan karya sastra asing ke dalam bahasa Indonesia. Dia juga pernah menjadi redaktur ruang budaya Siasat "Gelanggang" dan Gema Suasana. Dia juga mendirikan "Gelanggang Seniman Merdeka" pada tahun 1946.


Kumpulan puisinya antara lain: Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus (1949); Deru Campur Debu (1949), Tiga Menguak Takdir (1950 bersama Seniman Pelopor Angkatan 45 Asrul Sani dan Rivai Apin), Aku Ini Binatang Jalang (1986), Koleksi sajak 1942-1949", diedit oleh Pamusuk Eneste, kata penutup oleh Sapardi Djoko Damono (1986); Derai-derai Cemara (1998). Buku kumpulan puisinya diterbitkan Gramedia berjudul Aku ini Binatang Jalang (1986).


Karya-karya terjemahannya adalah: Pulanglah Dia Si Anak Hilang (1948, Andre Gide); Kena Gempur (1951, John Steinbeck). Karya-karyanya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Jerman dan Spanyol antara lain “Sharp gravel, Indonesian poems”, oleh Donna M. Dickinson (Berkeley, California, 1960); “Cuatro poemas indonesios, Amir Hamzah, Chairil Anwar, Walujati” (Madrid: Palma de Mallorca, 1962); Chairil Anwar: Selected Poems oleh Burton Raffel dan Nurdin Salam (New York, New Directions, 1963); “Only Dust: Three Modern Indonesian Poets”, oleh Ulli Beier (Port Moresby [New Guinea]: Papua Pocket Poets, 1969).


Ketika menjadi penyiar radio Jepang di Jakarta, Chairil jatuh cinta kepada Sri Ayati tetapi hingga akhir hayatnya Chairil tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya. Kemudian ia memutuskan untuk menikah dengan Hapsah Wiraredja pada 6 Agustus 1946. Mereka dikaruniai seorang putri bernama Evawani Alissa, namun karena masalah kesulitan ekonomi, mereka berdua akhirnya bercerai pada akhir tahun 1948.


Artikel lain : Biografi Helen Keller Penulis Hebat.


Puisi "Aku"

Chairil Anwar pertama kali membaca "AKU" di Pusat Kebudayaan Jakarta pada bulan Juli 1943. Hal ini kemudian dicetak dalam Pemandangan dengan judul "Semangat", sesuai dengan dokumenter sastra Indonesia, HB Jassin, ini bertujuan untuk menghindari sensor dan untuk lebih mempromosikan gerakan kebebasan. "AKU" telah pergi untuk menjadi puisi Anwar yang paling terkenal.


"Kalau sampai waktuku

Ku mau tak seorang kan merayu

Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang

Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku

Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari

Berlari

Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Akhir Hayat"


Karya-karya yang Membahas Mengenai Chairil Anwar

  1. Chairil Anwar: memperingati hari 28 April 1949, diselenggarakan oleh Bagian Kesenian Djawatan Kebudajaan, Kementerian Pendidikan, Pengadjaran dan Kebudajaan (Djakarta, 1953)

  1. Boen S. Oemarjati, "Chairil Anwar: The Poet and his Language" (Den Haag: Martinus Nijhoff, 1972)

  1. Abdul Kadir Bakar, "Sekelumit pembicaraan tentang penyair Chairil Anwar" (Ujung Pandang: Lembaga Penelitian dan Pengembangan Ilmu-Ilmu Sastra, Fakultas Sastra, Universitas Hasanuddin, 1974)

  1. S.U.S. Nababan, "A Linguistic Analysis of the Poetry of Amir Hamzah and Chairil Anwar" (New York, 1976)

  1. Arief Budiman, "Chairil Anwar: Sebuah Pertemuan" (Jakarta: Pustaka Jaya, 1976).

  1. Robin Anne Ross, Some Prominent Themes in the Poetry of Chairil Anwar, Auckland, 1976

  1. H.B. Jassin, "Chairil Anwar, pelopor Angkatan '45, disertai kumpulan hasil tulisannya", (Jakarta: Gunung Agung, 1983)

  1. Husain Junus, "Gaya bahasa Chairil Anwar" (Manado: Universitas Sam Ratulangi, 1984)

  1. Rachmat Djoko Pradopo, "Bahasa puisi penyair utama sastra Indonesia modern" (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985)

  1. Sjumandjaya, "Aku: berdasarkan perjalanan hidup dan karya penyair Chairil Anwar (Jakarta: Grafitipers, 1987)

  1. Pamusuk Eneste, "Mengenal Chairil Anwar" (Jakarta: Obor, 1995)

  1. Zaenal Hakim, "Edisi kritis puisi Chairil Anwar" (Jakarta: Dian Rakyat, 1996)

  1. Drama Pengadilan Sastra Chairil Anwar karya Eko Tunas, sutradara Joshua Igho, di Gedung Kesenian Kota Tegal (2006)


Akhir Hayat

Vitalitas puitis Chairil tidak pernah diimbangi dengan kondisi fisiknya. Sebelum menginjak usia 27 tahun, sejumlah penyakit telah menimpanya. Chairil meninggal dalam usia muda di Rumah Sakit CBZ (sekarang Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo), Jakarta pada tanggal 28 April 1949, penyebab kematiannya tidak diketahui pasti. Ia dimakamkan sehari kemudian di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta. 


Menurut catatan rumah sakit tersebut, ia dirawat karena tifus. Meskipun demikian, ia sebenarnya sudah lama menderita penyakit paru-paru dan infeksi yang menyebabkan dirinya makin lemah, sehingga timbullah penyakit usus yang membawa kematian dirinya yakni ususnya pecah. Tapi, menjelang akhir hayatnya ia menggigau karena tinggi panas badannya, dan di saat dia insaf akan dirinya dia mengucap, "Tuhanku, Tuhanku...".


Makamnya diziarahi oleh ribuan pengagumnya dari masa ke masa. Hari meninggalnya juga selalu diperingati sebagai Hari Chairil Anwar. Kritikus sastra Indonesia asal Belanda, A. Teeuw menyebutkan bahwa "Chairil telah menyadari akan mati muda, seperti tema menyerah yang terdapat dalam puisi berjudul Jang Terampas Dan Jang Putus".

kepergian mu ayah


selamat jalan ayah

kumpulan puisi untuk ayah
Puisi ayah karya: Rayhandi

Selamat jalan ayahku tercinta
Lelaki miskin berhati kaya
Lelaki yang tiada pernah menangis di depan anak anaknya
Lelaki yang selalu menjadi bahu untuk bersandar kerapuhan anak anaknya.

Selamat jalan ayahku tercinta
Sungguh demi apapun kepergianmu masih menyakitkan
Menyisahkan luka yang tiada mau sembuh
Meninggalkan kenangan yang tiada habis.

Selamat jalan ayahku tercinta
Di sini, di gundukan tanah ini
Aku masih memegang teguh kalimatmu
Kalimat yang seharusnya menguatkanku dari duka ini.

Selamat jalan ayahku sayang
Disana semoga engkau bahagia
Semoga allah memasukkanmu ke dalam jannahnya
Sama seperti yang kau inginkan dulu bukan?

Selamat jalan ayahku sayang
Aku selalu ada disini untukmu
Di dunia fana ini kita menulis banyak cerita tentang kita yaitu ayah ibu aku dan adik adik
Masih ingatkah dikau ayah?

Selamat jalan ayahku sayang
Doaku masih menjadi angin subuh
Terbang melayang menembus hijab
Hilang di telan malam hitam.

Selamat jalan ayahku sayang
Pelangi yang dulu kau bilang sekarang muncul
Tepat di kaki langit kulihat ia
Warnanya tidak seindah dulu, sedikit buram kelam.

Selamat jalan ayahku sayang
Kadang aku ingin melayang mengikutimu
Karena rasa sakit yang mendera matipun mau rasanya
Kadang aku bertanya pada malam '' apa gunanya aku hidup? ''

Selamat jalan ayahku sayang
Di sampingku bunda masih setia mencumbu namamu dengan dzikir
Adik menangis raung 
Sedang aku tersenyum dan berkata '' kita harus kuat ''

Selamat jalan ayahku sayang
Apa yang harus kujawab jika adik bertanya '' ayah kemana? ''
Haruskah kujawab ia telah ditelan maut dan raib dimakan tanah.

Selamat jalan ayahku sayang
Aku berjanji pada dirimu di sana
Ajan kujaga ibu dan adik adik 
Sebagaimana engkau menjaga kami dahulu.

Selamat jalan ayahku sayang
Aku merindukanmu ayah
Andai saja waktu bisa kuputar bagai roda
Kan kubekukan ia dengan dahsyat hingga tiada yang bisa memisahkan kita.

Selamat jalan ayahku sayang
Ayah harus berjanji pada kami
Jika kelak kita dipertemukan
Ayah tiada boleh meninggalkan kami.

Selamat jalan ayahku sayang Kami di sini akan kuat sekuat karang di samudera Tiada akan goyah meski diterpa ribuan ombak Kami berjanji kami juga akan bahagia disini Sampai bertemu kembali ayah.

NABI TERCINTA

PUISI TENTANG NABI MUHAMMAD SAW


Puisi


Nabi Muhammad Tauladan Seluruh Umat
Karya: Ibrahim Lubis
Ya Rasulullah ya Habibullah
Engkaulah Cahaya itu
Cahaya penerang dari kegelapan
Penunjuk jalan dari kesesatan
Pembawa risalah dalam kebenaran
Ya Nabiyullah muhamadarrasulullah
Akhlakmu begitu mulia
Membawa berkah seluruh dunia
Pengorbananmu tiada tara
Tauladan umat sepanjang masa
Ya Muhammad ya rasulullah
Engkaulah tauladanku
Engkaulah panutanku
Setiap langkah dalam hidupku
Kan kulakukan sesuai petunjukmu
Ya Allah ya Tuhanku
Tiada kata yang terucap
Selain pujian kepadaMu
Engkau telah Mengutus Nabiku
Sebagai penerang jalan kebenaran
Ya Allah ya Tuhanku
Pertemukanlah aku dengan kekasihMu
Nabi Muhammad Tauladan Umat
Harapan ini mendapat Syafaat
Agar selamat dunia akhirat
Amin ya rabbal alamin.
islami43
Add caption

sejarah puisi

 SEJARAH MASUKNYA PUISI

Puisi (dari bahasa Yunani kuno: πο

ιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.

Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Pandangan kaum awam biasanya membedakan puisi dan prosa dari jumlah huruf dan kalimat dalam karya tersebut. Puisi lebih singkat dan padat, sedangkan prosa lebih mengalir seperti mengutarakan cerita. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya.

Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru

Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu 'pemadatan kata'. Kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut.

Di dalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar.

Di beberapa daerah di Indonesia puisi juga sering dinyanyikan dalam bentuk pantun. Mereka enggan atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.

Daftar isi

Hal-hal membaca puisi

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi sebagai berikut:

  • Ketepatan ekspresi/mimik

Ekpresi adalah pernyataan perasaan hasil penjiwaan puisi. Mimik adalah gerak air muka.

  • Kinesik yaitu gerak anggota tubuh.

  • Kejelasan artikulasi

Artikulasi yaitu ketepatan dalam melafalkan kata- kata.

  • Timbre yaitu warna bunyi suara (bawaan) yang dimilikinya.

  • Dinamik artinya keras lembut, tinggi rendahnya suara.

  • Intonasi atau lagu suara

Dalam sebuah puisi, ada tiga jenis intonasi antara lain sebagai berikut :

  1. Tekanan dinamik yaitu tekanan pada kata- kata yang dianggap penting.

  1. Tekanan nada yaitu tekanan tinggi rendahnya suara. Misalnya suara tinggi menggambarkan keriangan, marah, takjub, dan sebagainya. Suara rendah mengungkapkan kesedihan, pasrah, ragu, putus asa dan sebagainya.

  1. Tekanan tempo yaitu cepat lambat pengucapan suku kata atau kata.

Unsur-unsur puisi

Unsur-unsur puisi meliputi struktur fisik dan struktur batin puisi

Struktur fisik puisi

Struktur fisik puisi terdiri dari:

  • Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.

  • Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.

  • Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.

  • Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misalnya kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.

  • Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup:

  1. Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.),

  1. Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya

  1. Pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan puisi.

Struktur batin puisi

Struktur batin puisi terdiri dari

  • Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.

  • Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.

  • Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.

  • Amanat/tujuan/maksud (intention); yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca

Jenis-jenis puisi

Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru

Puisi lama

Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain :

  • Jumlah kata dalam 1 baris

  • Jumlah baris dalam 1 bait

  • Persajakan (rima)

  • Banyak suku kata tiap baris

  • Irama

Ciri puisi lama:

  • Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.

  • Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.

  • Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.

Jenis-jenis puisi lama:

  • Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.

Contoh:

Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu

  • Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.

Contoh:

Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukkan ke dalam hati

  • Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.

Contoh:

Dahulu parang sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)

  • Seloka adalah pantun berkait.

Contoh:

Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan

  • Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.

Contoh:

Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barangsiapa tinggalkan sembahyang (b)
Bagai rumah tiada bertiang (b)
Jika suami tiada berhati lurus (c)
Istri pun kelak menjadi kurus (c)

  • Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.

Contoh:

Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)

  • Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.

Contoh:

Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu

Puisi baru

Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.

Ciri-ciri Puisi Baru:

  • Bentuknya rapi, simetris;

  • Mempunyai persajakan akhir (yang teratur);

  • Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain;

  • Sebagian besar puisi empat seuntai;

  • Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)

  • Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.

Jenis-jenis puisi baru Menurut isinya, puisi dibedakan atas :

  • Balada adalah puisi berisi kisah/cerita. Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya. Contoh: Puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul “Balada Matinya Seorang Pemberontak”.

  • Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan. Ciri-cirinya adalah lagu pujian untuk menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan, tanah air, atau almamater (Pemandu di Dunia Sastra). Sekarang ini, pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati (guru, pahlawan, dewa, Tuhan) yang bernapaskan ketuhanan.

Contoh:

Bahkan batu-batu yang keras dan bisu
Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri
Menggeliat derita pada lekuk dan liku
bawah sayatan khianat dan dusta.
Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu
menitikkan darah dari tangan dan kaki
dari mahkota duri dan membulan paku
Yang dikarati oleh dosa manusia.
Tanpa luka-luka yang lebar terbuka
dunia kehilangan sumber kasih
Besarlah mereka yang dalam nestapa
mengenal-Mu tersalib di datam hati.
(Saini S.K)

  • Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.

Contoh:

Generasi Sekarang
Di atas puncak gunung fantasi
Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
Generasi sekarang di panjang masa
Menciptakan kemegahan baru
Pantun keindahan Indonesia
Yang jadi kenang-kenangan
Pada zaman dalam dunia
(Asmara Hadi)

  • Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup. Epigram berasal dari Bahasa Yunani epigramma yang berarti unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan.

Contoh:

Hari ini tak ada tempat berdiri
Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.
(Iqbal)

  • Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih. Berasal dari bahasa Perancis Romantique yang berarti keindahan perasaan; persoalan kasih sayang, rindu dendam, serta kasih mesra

  • Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan. Berisi sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena kematian/kepergian seseorang.

Contoh:

Senja di Pelabuhan Kecil
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
(Chairil Anwar)

  • Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik. Berasal dari bahasa Latin Satura yang berarti sindiran; kecaman tajam terhadap sesuatu fenomena; tidak puas hati satu golongan (ke atas pemimpin yang pura-pura, rasuah, zalim, dsb.).

Contoh:

Aku bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidat penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi
di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.
(WS Rendra)

Sedangkan macam-macam puisi baru dilihat dari bentuknya antara lain:

  • Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai).

Contoh:

Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
(Or. Mandank)

  • Terzina, puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai).

Contoh:

Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Dalam bah’gia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
(Sanusi Pane)

  • Kuatrain, puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat seuntai).

Contoh :

Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
(A.M. Daeng Myala)

  • Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai).

Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
(Or. Mandank)

  • Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam seuntai).

Contoh:

Merindu Bagia
Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernapas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
(Ipih)

  • Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai).

Contoh:

Indonesia Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
(Mohammad Yamin)

  • Oktaf/Stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai).

Contoh:

Awan
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang
(Sanusi Pane)

  • Soneta, adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris. Soneta berasal dari kata sonneto (Bahasa Italia) perubahan dari kata sono yang berarti suara. Jadi soneta adalah puisi yang bersuara. Di Indonesia, soneta masuk dari negeri Belanda diperkenalkan oleh Muhammad Yamin dan Roestam Effendi, karena itulah mereka berdualah yang dianggap sebagai ”Pelopor/Bapak Soneta Indonesia”. Bentuk soneta Indonesia tidak lagi tunduk pada syarat-syarat soneta Italia atau Inggris, tetapi lebih mempunyai kebebasan dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi pegangan adalah jumlah barisnya (empat belas baris).

Contoh:

Gembala
Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
Melagukan alam nan molek permai ( a )
Wahai gembala di segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( c )
(Muhammad Yamin)

Puisi kontemporer

Kata kontemporer secara umum bermakna masa kini sesuai dengan perkembangan zaman atau selalu menyesuaikan dengan perkembangan keadaan zaman. Selain itu, puisi kontemporer dapat diartikan sebagai puisi yang lahir dalam kurun waktu terakhir. Puisi kontemporer berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu sendiri. Puisi kontemporer seringkali memakai kata-kata yang kurang memperhatikan santun bahasa, memakai kata-kata yang makin kasar, ejekan, dan lain-lain. Pemakaian kata-kata simbolik atau lambang intuisi, gaya bahasa, irama, dan sebagainya dianggapnya tidak begitu penting lagi.

Tokoh-tokoh puisi kontemporer di Indonesia saat ini, yaitu sebagai berikut:

Puisi kontemporer dibedakan menjadi 3 yaitu

  • Puisi mantra adalah puisi yang mengambil sifat-sifat mantra. Sutardji Calzoum Bachri adalah orang yang pertama memperkenalkan puisi mantra dalam puisi kontemporer. Ciri-ciri mantra adalah:

  1. Mantra bukanlah sesuatu yang dihadirkan untuk dipahami melainkan sesuatu yang disajikan untuk menimbulkan akibat tertentu

  1. Mantra berfungsi sebagai penghubung manusia dengan dunia misteri

  1. Mantra mengutamakan efek atau akibat berupa kemanjuran dan kemanjuran itu terletak pada perintah.

Contoh:

Shang Hai
ping di atas pong
pong di atas ping
ping ping bilang pong
pong pong bilang ping
mau pong? bilang ping
mau mau bilang pong
mau ping? bilang pong
mau mau bilang ping
ya pong ya ping
ya ping ya pong
tak ya pong tak ya ping
ya tak ping ya tak pong
sembilu jarakMu merancap nyaring
(Sutardji Calzoum Bachri dalam O Amuk Kapak, 1981)

  • Puisi mbeling adalah bentuk puisi yang tidak mengikuti aturan. Aturan puisi yang dimaksud ialah ketentuan-ketentuan yang umum berlaku dalam puisi. Puisi ini muncul pertama kali dalam majalah Aktuil yang menyediakan lembar khusus untuk menampung sajak, dan oleh pengasuhnya yaitu Remy Silado, lembar tersebut diberi nama "Puisi Mbeling". Kata-kata dalam puisi mbeling tidak perlu dipilih-pilih lagi. Dasar puisi mbeling adalah main-main. Ciri-ciri puisi mbeling adalah:

  1. Mengutamakan unsur kelakar; pengarang memanfaatkan semua unsur puisi berupa bunyi, rima, irama, pilihan kata dan tipografi untuk mencapai efek kelakar tanpa ada maksud lain yang disembunyikan (tersirat).

Contoh:

Sajak Sikat Gigi
Seseorang lupa menggosok giginya sebelum tidur
Di dalam tidur ia bermimpi
Ada sikat gigi menggosok-gosok mulutnya supaya terbuka
Ketika ia bangun pagi hari
Sikat giginya tinggal sepotong
Sepotong yang hilang itu agaknya
Tersesat di dalam mimpinya dan tak bisa kembali
Dan ia berpendapat bahwa, kejadian itu terlalu berlebih-lebihan
(Yudhistira Ardi Nugraha dalam Sajak Sikat Gigi, 1974)

  1. Menyampaikan kritik sosial terutama terhadap sistem perekonomian dan pemerintahan.

  1. Menyampaikan ejekan kepada para penyair yang bersikap sungguh-sungguh terhadap puisi. Dalam hal ini, Taufik Ismail menyebut puisi mbeling dengan puisi yang mengkritik puisi.

  • Puisi konkret adalah puisi yang disusun dengan mengutamakan bentuk grafis berupa tata wajah hingga menyerupai gambar tertentu. Puisi seperti ini tidak sepenuhnya menggunakan bahasa sebagai media. Di dalam puisi konkret pada umumnya terdapat lambang-lambang yang diwujudkan dengan benda dan/atau gambar-gambar sebagai ungkapan ekspresi penyairnya.

Contoh:

Doktorandus Tikus I
selusin toga
me
nga
nga
seratus tikus berkampus
diatasnya
dosen dijerat
profesor diracun
kucing
kawin
dan bunting
dengan predikat
sangat memuaskan
(F.Rahardi dalam Soempah WTS, 1983)

Penyusunan puisi kontemporer sebagai puisi inkonvensional ternyata juga perlu memerhatikan beberapa unsur sebagai berikut:

Unsur bunyi; meliputi penempatan persamaan bunyi (rima) pada tempat-tempat tertentu untuk menghidupkan kesan dipadu dengan repetisi atau pengulangan-pengulangannya. Tipografi; meliputi penyusunan baris-baris puisi berisi kata atau suku kata yang disusun sesuai dengan gambar (pola) tertentu. Enjambemen; meliputi pemenggalan atau perpindahan baris puisi untuk menuju baris berikutnya. Kelakar (parodi); meliputi penambahan unsur hiburan ringan sebagai pelengkap penyajian puisi yang pekat dan penuh perenungan (kontemplatif)